Membentuk sebuah “Killer Experience(pengalaman yang luar biasa)” untuk Mobile Broadband
Mobile broadband berkembang sangat cepat dan segera akan memberikan performance yang luar biasa, hampir dapat dibandingkan dengan fixed VDSL dan optical access. Data ratenya 10-20 kali lebih cepat daripada sekarang, akan memberikan kepada pengguna sebagai sebuah “killer experience”.
Håkan Eriksson
SVP and GM R&D CTO – Ericsson
Dimana pun mereka berada, pelanggan tidak akan menerima laptop atau perangkat mobile mereka beroperasi dengan kecepatan lambat ketika mereka mendownload e-mail, lagu atau video clip. Operator jaringan dan service provider memerlukan lebih banyak kapasitas untuk menangani semua traffic mobile dari corporate maupun pengguna pribadi.
Untuk mengatasi issu ini, kami secara konstant bekerja untuk pengembangan dari 3G mobile standard dunia, WCDMA. Dalam artikel ini, saya memberi sedikit kesimpulan singkat, arah menuju 4G, melalui Long Term Evolution Standard (LTE), yang kami harapkan dapat tersedia secara komersial pada tahun 2009.
Langkah pertama yang penting dalam evolusi 3G adalah dengan upgrade software ke HSDPA, High-Speed Downlink Packet Access, yang diluncurkan tahun 2005 dan sekarang sedang digunakan dalam jaringan 3G. Sekarang, HSDPA memberikan pengguna kecepatan 3.6 Mbps dan segera akan menjadi 7.2Mbps – downlink speed pada perangkat mobile dan memberikan operator dua atau tiga kali lebih traffic per cell, masih dalam spektrum radio 3G, dengan single 5MHz carrier yang sama.
Ericsson memimpin pengembangan HSDPA, ide dibelakang teknologi ini adalah eksploitasi kondisi radio sekarang -dalam interval yang diukur dalam milisecond –untuk setiap terminal mobile dalam area tertentu, dengan mengirimkan data ke terminal yang mempunyai radio penerima yang baik pada microsecond tertentu. Sistem ini memilih data rate yang paling optimal dengan menggunakan teknologi link-adaptation. Dengan cara ini, operator dapat membuat penggunaan terbaik dengan power yang tersedia dengan ,mentransmisikan banyak data dengan power sekecil mungkin.
Langkah kedua, yaitu membuat High-Speed Packet Access technology secara lengkap adalah, Enhanced Uplink (EUL) – yang disebut HSUPA (High-Speed Uplink Packet Access) –yang melibatkan pengembangan link dari terminal ke base station.Enhanced Uplink akan diluncurkan untuk komersial pada tahun ini.High-speed downlink dan enhanced uplink membentuk HSPA.
EUL akan menyediakan uplink speeds hingga 1.8Mbps, lebih dari 3 kali uplink speed dari jaringan WCDMA.
Dalam waktu dekat, EUL akan mencapai 5.8Mbps dan downlink sekitar 14Mbps. Ini sangat cukup bagus untuk sebagian besar layanan. Pengguna dapat menikmati pengalaman baru dengan mengkombinasikan gambar, text, suara, video dan voice, semuanya dikirim melalui carrier yang sama. Latency yang rendah memungkinkan aplikasi interaktif seperti layanan mobile office atau akses internet cepat, yang mendukung gaming atau download audio dan video. Dan itu juga akan membuat layanan broadband seperti video confencing, email dengan attachment dan kemampuan file-sharing.
Untuk meningkatkan HSPA lebih lanjut, sebuah teknologi baru yang disebut Multiple-Input Multiple-Output (MIMO) akan dikenalkan. Ericsson sedang mengambil bagian dalam sejumlah proyek penelitian dalam bidang ini, beberapa yang dibiayai oleh European Union. MIMO menggunakan dua atau lebih antenna dalam mobile phone dan radio base station. Ide ini adalah untuk meningkatkan kecepatan transmisi secara substansial dengan mengirimkan informasi, sebagai contohnya, dua aliran data paralel, ke dan dari sebuah terminal, memberi data rata dua kali lipat. Dikombinasikan dengan perbaikan dari modulasi – 64QAM (Quadrature Amplitude Modulation) daripada 16QAM – downlink data rates dapat mencapai lebih dari 40 Mbps pada sebuah 5MHz carrier.
Tapi kami sekarang siap dengan langkah besar berikutnya yaitu Long Term Evolution. Jaringan LTE dapat dilihat sebagai jembatan antara 3G dan the 4G untuk masa depan, sekitar 2010. Kenyataannya, LTE telah siap mengadopsi beberapa feature 4G: diantaranya adalah kecepatan 100Mbps, yang merupakan kebutuhan 4G.
Standard LTE, yang akan siap tahun ini,menyediakan peningkatan performance yang substantial. Ini berkat dan terima kasih kepada modulasi baru dan teknologi transmisi, Orthogonal Frequency-Division Multiplexing (OFDM), dengan kombinasi MIMO. Multi-Layered OFDM, sebuah pengembangan tradisional dari OFDM, digunakan untuk downlink, sementara uplink menggunakan SC-FDMA (Single-Carrier FDMA) – sebuah coding intelligent dari signal OFDM yang menyediakan karakteristik lebih baik dalam typical aplikasi mobile dan mengurangi konsumsi power.
Keuntungan lain dari full-scale LTE akan menggunakan banyak broader carrier, 20MHz (yang variablenya dalam bandwidth), memberikan top speed sekitar 100Mbps untuk downlink dan 25Mbps untuk uplink ketika menggunakan dua antenna. Latency (waktu bolak balik(roundtrip time)) untuk signal dari terminal akan menjadi rendah yaitu 10 milisecond. Semua ini telah didemonstrasikan oleh Ericsson dalam pertunjukan langsung tahun ini di 3GSM World Congress di Barcelona .
Peluncuran LTE sedang dikoordinir dengan lisensi frekuensi dan alokasi spektrum. LTE akan diluncurkan pada sejumlah pita frekuensi- sebagai contoh pada 2.6 GHz, dimana akan mungkin untuk mengembangkan 20MHz carrier – dan akan digunakan spektrum 3G yang ada maupun carrier broadband yang ada. Teknologi OFDM mendukung alokasi frekuensi dari 1.25 MHz hinga 20MHz, dan itu akan memungkinkan penggunaan OFDM dalam spektrum berpasangan ( downlink dan uplink pada pita yang terpisah) atau spektrum yang tidak berpasangan (pita yang sama dengan time slot) karena, OFDM mendukung Frequency-Division Duplex (FDD) dan Time-Division Duplex (TDD).
Sama baiknya dengan peak rate yang tinggi, LTE juga menyediakan efisiensi biaya yang besar untuk operator : packet-only network, mengoptimalkan data throughput yang tinggi; terhubung secara “plug-and-play” dan konsep self-configuration; dan memanfaatkan 3G’s economies of scale dengan menggunakan hardware dan software untuk 3G and LTE. Ericsson 3G base stations telah tersedia sejak 2005 dan semuanya disiapkan untuk LTE.
Standard project 3GPP sedang mengembangkan sebuah arsitektur untuk jaringan inti yang sederhana dan powerful, dinamakan System Architecture Evolution (SAE). Jaringan Inti 3G terdiri dari sebuah circuit-switched part dan sebuah packet-switched part. SAE adalah evolusi dari packet core, dimana semua layanan akan dipindahkan dalam jangka panjang. Pada jaringan LTE/SAE, akan hanya ada dua tingkayan dari node yaitu radio base stations dalam jaringan akses dan “mobile edge” node dalam jaringan inti(core network).
Tahun ini, World Radiocommunication Conference (WRC-07) akan mengindentifikasi pita frekuensi baru dari 100 MHz untuk digunakan sekitar tahun 2015. Itu akan memungkinkan penggunaan dasar yang sama untuk teknologi LTE pada pita itu juga- memungkinkan data rate Gigabit. IMT Advanced (kadang disebut 4G) telah dinyatakan oleh International Telecommunications Union (ITU) dengan memberi 1Gbps untuk hotspots dan 100Mbps untuk area luas dan penggunaan mobile.
About the Author
Håkan Eriksson adalah Senior Vice President dan General Manager, Research and Development, dan Chief Technology Officer di Telefonaktiebolaget LM Ericsson.
Mr. Eriksson ditunjuk sebagai Senior Vice President and General Manager, Research and Development, dan Chief Technology Officer pada 1 January 2004.
Mr. Eriksson diangkat sebagai Vice President and General Manager for Research and Development di Ericsson pada 14 April 2003 , dan bertanggung jawab pada aktivitas pengembangan di Ericsson’s Core Network Development, Radio Network Development and Service Network and Applications, dan juga untuk Ericsson Research. Mr. Eriksson memegang jabatan sebagai head of Ericsson Research selama lima tahun.
Mr. Eriksson bergabung dengan Ericsson pada tahun 1986, mewakili perusahaan sebagai technical expert dalam standarisasi GSM standardization dan beliau memegang sejumlah posisi senior di Research and Development Ericsson di Sweden dan secara intenasional.
Håkan Eriksson dilahirkan di Mjölby, Sweden, tahun 1961. Lulusan dengan Master of Science degree di Electrical Engineering, Linköping Institute of Technology , Sweden , tahun 1985.